22 Agustus, 2008

PENGORBANAN DEMI ORANG LAIN


Hari ini aku telah merasakan sebuah pengalaman hidup yang tak mungkin aku biarkan begitu saja, kehidupan seorang teman yang rela menjadi jalan bagi teman-teman lain, menjadikanku kuat dan memiliki solidaritas yang tak pernah aku rasakan. Kehidupan seorang pengabdi sebuah organisasi tentu tak semudah yang dirasakan dan dilihat orang sekarang, banyak hal yang terjadi mulai dari pengembangan pengetahuan dan permulaan persiapan karir telah dia dilalui temanku. Dari sekian temanku sampai saat ini hanya Hasyim yang masih tetap ada dan bisa dibilang masih tetap eksis mendampingi adik-adiknya di organisasi. Hasyim merupakan kader organisasi Mahasiswa terkemuka di Indonesia, banyak hal yang telah lalui dalam organisasinya dan semata-mata baginya untuk kepentingan organisasi. Kesetiaan tak selamanya membawa ia pada sesuatu yang diharapkan, terlihat dari raut wajahnya yang melukiskan kekecewaan yang mendalam pada dirinya. Hasyim memang terlihat kecewa namun ia terus dan terus menampakkan keceriaan diwajahnya untuk menutupi kekecewaannya. Ku tak tahu sebagian temannya seangkatan sudah menjadi orang yang bisa dibilang sukses dalam karir mereka, tak jarang keberhasilan mereka diakibatkan oleh campur tangan Hasyim, baik dalam masalah kerja dan cinta.



Banyak yang mengatakan karena dia memang tidak seberuntung teman-temannya, kehidupan Hasyim tak ubahnya bagai katak dalam tempurung, namun aku melihat lain kenapa orang sebaik dia tidak memiliki tempat yang baik pula. Aku yakin dia akan sukses mengalahkan teman-teman seangkatannya dan bahkan mungkin bisa lebih. Jika teman-teman seangkatan mendapatkan lucky (keberuntungan) tidak dengan Hasyim, kegagalan seakan-akan selalu menjadi teman hidupnya. Dalam persoalan kerja dan cinta tak ubahnya hanya kegembiraan sesaat. Aku sempat berfikir kenapa temanku yang begitu eksis dalam organisasi dan berkorban untuk organisasi seakan menjadi tumbal keberhasilan orang lain. Bagaimana tidak, tak jarang banyak teman seangkatan dan bahkan diatasnya meminta pertolongan yang menguntungkan pribadi temannya selalu kepada Hasyim. Pengorbanan yang ia berikan selalu membawa keberhasilan dan keuntungan bagi yang ditolong. Namun apa yang dia dapatkan adalah kesendirian dan tak satupun dari teman-teman yang ditolongnya memberikan imbalan yang setimpal, entah penghargaan atau apa saja yang sekiranya dapat membuat Hasyim lebih bermakna.
Mengapa Hasyim tak pernah diperjuangkan oleh orang-orang yang telah ditolong dan kenapa orang-orang tak melihat sedikitpun perjuangan dia. Kenapa justru aku melihat mereka yang tidak sepantasnya memiliki tempat justru diperjuangkan. Dimana orang-orang yang pernah ia bantu, kalian mungkin sudah memiliki kemewahan, kesenangan, kebahagiaan, tapi aku yakin kalian takkan lama merasakannya. Kalian harus ingat ada orang yang banyak berkorban untuk keberhasilan kalian, yang saat ini dia tak pernah menuntut sedikitpun belas kasihan dari kalian, dia tetap lah dia yang selalu akan ada dalam kasih sayang Tuhan.
Pengorbanan adalah kata yang mengisyaratkan suatu bentuk pemberian secara total. Sebagai contoh dalam film Vertical Limit_yang pernah popular ditahun 2004 silam, dipaparkan tentang bagaimana seorang ayah rela memutuskan tali pengamannya sehingga jatuh dari tebing curam demi menyelamatkan anaknya. Pengorbanan yang kita lakukan ternyata berdampak pada munculnya kesadaran untuk senantiasa memperbaiki tingkah laku kearah yang lebih baik. Dan tak jarang pengorbanan mampu menumbuhkan rasa solidaritas dan kesetiakawanan. Dari cerita awal tak semua orang mau dan berani dengan dengan rela berkorban bagi kepentingan orang lain. Kita bisa lihat dari sebuah organisasi, relakah seorang pemimpin yang membuat kerja sama tim yang sebelumnya solid menjadi berantakan sang pemimpin rela mengundurkan diri? Berkorban demi soliditas tim? Atau relakah seseorang untuk meletakkan jabatannya setelah gagal memenuhi target yang dicanangkan dan disepakati organisasi? Bahkan seorang anggota pun seharusnya mampu dengan rela berkorban mengundurkan diri jika memang dirinya tidak mampu menunjukkan kinerja yang optimal apalagi jika sudah tidak memahami peran dan fungsi atas siapa dirinya dalam organisasi tersebut.
Mencoba menyelesaikan hal tersebut memang perlu perubahan paradigma tentang keberadaan kita dalam sebuah komunitas atau kelompok. Ketika berada dalam kelompok, baik organisasi ataupun institusi-institusi yang lain, maka segala kepentingan pribadi menjadi nomor dua, nilai-nilai pribadi melebur menjadi nilai-nilai kelompok, berkorban demi kepentingan kelompok dan orang lain sudah menjadi komitmen setiap anggota. Dalam masa sekarang mungkin sangat sulit seseorang mau mengorbankan nyawanya untuk kepentingan orang lain, namun sekalipun sulit toh masih banyak yang melakukan hal ini. Mengorbankan diri untuk melayani orang lain adalah langkah pengorbanan yang dapat dirintis. Dengan mengorbankan waktu (dalam kerangka kualitas waktu) untuk mewujudkan cinta kasih kepada keluarga merupakan investasi yang tidak ternilai.
Namun pengorbanan yang tulus tidak selamanya atau selalu memperoleh imbalan yang setimpal, bahkan terkadang sampai akhir hayat pun tidak dapat dilihat hasil maupun imbalannya. Setiap perbuatan baik dan pengorbanan yang dilakukan tidak akan luput dari penglihatan Sang Pencipta yang dapat memberi balasan setimpal dengan apa yang telah diberikan. Horrace Mann, dalam salah satu tulisannya menyebutkan, “Tidak berbuat apa-apa bagi sesame itu sama dengan meniadakan diri sendiri. Kita harus bersikap baik dan murah hati, kalau tidak kita melewatkan bagian terbaik dari keberadaan. Hati yang melampaui dirinya sendiri menjadi lebih besar dan penuh suka cita. Ini rahasia besar kehidupan batin. Kita paling menguntungkan diri sendiri ketika kita berbuat sesuatu bagi sesame.” Untuk itu pengorbanan merupakan tugas dan tanggungjawab kita sebagai manusia untuk hand in hand dengan sesame. Karena pengorbanan juga merupakan rasa syukur untuk berbagi sesama karena kita telah menerima karunia kasih sayangNya setiap sendi kehidupan kita.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com