14 Agustus, 2008

MEMASUKI SEMESTA FILSAFAT ILMU1

PENDAHULUAN
Dalam penyajian materi-materi pada Basic Training (LK I) di HMI, filsafat Ilmu biasanya diberikan sebelum materi Nilai Dasar Perjuangan (NDP). Hal ini sebenarnya berangkat dari asumsi dasar bahwa filsafat dan ilmu merupakan pisau analisis (metodologi) dalam menelanjangi konsepsi-konsepsi NDP, baik itu konsepsi ke-Tuhan-an (Teologis), ke-Manusia-an (antroposentris) ataupun Alam Semesta (Kosmologis).
Tiga konsepsi inilah sebenarnya inti dari NDP. Pemahaman yang benar tentu saja harus berdasarkan pada metode berfikir yang benar pula. Filsafat dan Ilmu disini diposisikan sebagai metode befikir yang tepat dan benar sehingga akan mendapatkan kesimpulan yang benar pula.



PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
Filsafat Ilmu memiliki banyak padanan kata dalam perkembangannya di eropa. Istilah-istilah tersebut adalah philosophy of science, theory of science, metascience, methodology dan science of science.2 Namun sebelum kita mendifinisikan filsafat ilmu, alangkah baiknya kita identifikasi dulu perbedaan antara dua term tersebut.

Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa yunani philosophia dari akar kata philos (cinta) dan Sophia (kearifan) yang berarti cinta kepada kebijaksanaan, kearifan dan kebenaran. Filsafat adalah usaha berfikir tentang sesuatu secara logis, sistematis, radikal dan universal. Berfikir logis mengandung makna berfikir dengan menggunakan logika (undang-undang berfikir) yaitu melalui tiga tahapan: pemahaman, keputusan dan argumentasi.3 Sistematis berarti berfikir runtut tidak melompat lompat sehingga tercipta koherensi. Radikal disini dimaknai bahwa berfikir tersebut harus sampai pada akar permasalahan, tidak dangkal diluarnya saja. Sedangkan universal bermakna mengkaji masalah secara umum (General) tidak secara khusus (parsial).


1.Cabang-cabang Filsafat
Pada dasarnya pokok kajian filsafat itu berkisar pada tiga hal; yaitu pertama tentang benar atau salah (logika), kedua, tentang baik atau buruk (Etika) dan yang ketiga adalah tentang indah atau jelek (Estetika). Ketiga cabang filsafat ini kemudian bertambah lagi yakni, teori tentang ada (Metafisika), teori pengetahuan (Epistemologi), Filsafat Manusia, Filsafat Alam, Filsafat KeTuhanan, filsafat Politik, dan lain lain.

2.Sumber Pengetahuan Filsafat
Sidi Gazalba menulis bahwa ada empat sumber pengetahuan yaitu, pengetahuan semenjak lahir, pengetahuan dari budi (akali), pengetahuan yang didapat dari indra indra khusus (empirisme) dan Ilham.1 Namun secara umum ada dua pokok sumber pengetahuan yaitu: pertama, pengetahuan yang berdasar pada rasio (Rasionalisme), kedua, pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman (empirisme). Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif (logika) dalam menyusun penetahuannya. Sedangkan kaum empiris menggunakan metode induktif (ekperimentasi).
Selain rasionalisme dan empirisme, intuisi dan wahyu juga merupakan sumber pengetahuan. Intuisi diperoleh tanpa melalui proses nalar tertentu. Seseorang yang sedang memusatkan konsentrasinya pada sesuatu masalah tiba-tiba menemukan penyelesaian masalah atas permasalahan tersebut. Pun juga wahyu merupakan pengetahuan yang turun dari langit yang biasanya hanya didapatkan oleh utusan Tuhan (Nabi atau rasul).

Ilmu
Lain halnya dengan filsafat, ilmu (science) adalah sesuatu pengetahuan yang tersistematikakan dan dapat diverifikasi kebenarannya secara empiris. Atau secara sederhana bisa dirumuskan dengan logico-hipothetico-verifikatif. The liang gie mengartikan ilmu sebagai rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.2 Ia membagi pemahaman ilmu menjadi tiga bagian yaitu, pertama, ilmu sebagai aktivitas penelitian (rasional, kognitif dan teleologis). Kedua, sebagai metode ilmiah (pola prosedural, tata langkah, berbagai tekhnik dan aneka alat) dan yang ketiga adalah sebagai pengetahuan sistematis )3. Jujun S. Suriasumantri merumuskan langkah-langkah metode ilmiah sebagai berikut.4
1.perumusan masalah
2.perumusan kerangka berfikirdalam pengajuan hipotesis
3.perumusan hipotesis
4.pengajuan hipotesis
5.penarikan kesimpulan
Ilmu terkait erat dengan sesuatu yang bisa di indra (pengetahuan) dan eksperimentasi (empirisme). Hasil dari penelitian ilmiah inilah yang menjadi manifestasi fungsional praktis-pragmatis dari teori pengetahuan, misalnya tekhnologi.
Jadi Filsafat itu sifatnya spekulatuf, ilmu bersifat empiris. Wilayah kajian filsafat itu sesuatu ide universal (Tuhan, Manusia, Kebenaran, Keindahan dll), sedangkan ilmu itu wilayah kajiannya partikuler (spesifik), baik kumpulan pengalaman yang diperoleh secara langsung/sengaja (science), ataupun diperoleh secara tidak langung/tidak sengaja (knowledge). Pencapaian kesimpulan filsafat melalui ketepatan berfikir (logika), sedangkan ilmu melalui penarikan kesimpulan (deduksi dan induksi), observasi, eksperimentasi dan verifikasi.
Jadi Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.5

SUMBER FILSAFAT ILMU
Perkembangan filsafat ilmu sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari proses perkembangan ilmu rasional mulai dari zaman yunani kuna hingga zaman modern. Ada empat sumber filsafat ilmu yaitu: Filsafat, Ilmu, Matematika dan Logika.6

PROBLEM-PROBLEM DALAM FILSAFAT ILMU
Problem-problem dalam filsafat ilmu melingkupi:
1.Problem-problem epistemologis tentang ilmu.
2.Problem-problem metafisis tentang ilmu.
3.Problem-problem logis tentang ilmu.
4.Problem-problem etis tentang ilmu.
5.Problem-problem estetis tentang ilmu.7

Setiap ilmu memiliki problem tersendiri, sesuai dengan karakter (nature) nya. Filsafat ilmu juga memiliki problem yang inheren dan koheren di dalam dirinya. Secara umum terdapat tiga masalah umum, yaitu: Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi.8 Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakekat ilmu yaitu:
Obyek apa yang ditelaah? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan obyek dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan. Pertanyaan tersebut merupakan landasan Ontologis.
Bagaimana proses dalam menimba ilmu?bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang perlu diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan ynag benar? apa kriterianya? cara, teknik, sarana apa yang membantu untuk mendapatkan ilmu?. Pertanyayaan tersebut merupakan landasan Epistemologis.
Untuk apa Ilmu pengetahuan itu, apa hubungannya dengan kaidah moral?. Pertanyaan tersebut menjadi landasan Aksiologis.9

DIMANA KAITAN NDP DENGAN FILSAFAT ILMU?

Ada Tujuh Nilai Dasar Perjuangan, yaitu:
1.Dasar-dasar Kepercayaan
2.Pengertian Dasar Tentang Kemanusiaan
3.Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan keharusan Universal (Taqdir)
4.Ketuhanan Manusia dan Kemanusiaan
5.Individu dan Masyarakat
6.Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi
7.Kemajuan dan Ilmu Pengetahuan

Problem NDP sebagainama problem yang ada pada ilmu tertentu juga memiliki landasan ontologis (NDP 1, 2, 4 dan 5), epistemologis (NDP 3) dan aksiologis (NDP 6 dan 7)
Dalam mengkaji NDP, sebenarnya kita bisa menggunakan Filsafat, Ilmu, ataupun Filsafat Ilmu. Filsafat kita gunakan untuk membedah tabir ide universal tentang aspek ontologis yaitu: Tuhan (NDP I dan 4}, Manusia (NDP 2, 4 dan 5) dan alam semesta (NDP 3). Ilmu kita gunakan sebagai pisau analisis dalam menganalisa, menghipotesa, membuktikan dan menyimpulakan realitas kemanusiaan dan alam semesta yang partikular (NDP 2, 3, 4, 5,6,7).
Sebanarnya sulit memastikan wilayah landasan dalam NDP, Tergantung bagaimana kita memandangnya. Pada suatu saat satu ide bisa memiliki satu, dua bahkan tiga landasan sekaligus, misalnya, ide tentang kemanusiaan termasuk ontologis, manusia sebagai mahluk berfikir termasuk Epistemologis, dan nilai, arti dan makna manusia merupakan landasan aksiologis. Jadi kitalah yang memutuskan. Bukankan manusia itu relatif? Sehingga konsekuesi logisya adalah apapun yang keluar dari manusia juga bersifat relatif., baik itu ide, konsepsi, keyakinan, rumusan, ilmu dan lain sebagainya. Namun tentu saja kita harus tetap mencari kebenaran tersebut, karena itulah kebenaran manusia yang harus tetap dicari dan di manifestasikan dalam kehidupan sehari hari.

Daftar Bacaan
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Liberti, (cet. IV) Yogyakarta: 1999
Hasan Bakri Nasution, FilsafatUmum, Gaya Media Pratama, Jakarta: 2001
Sidi Gazalba, sistematika filsafat (buku kedua), Bulan Bintang, Jakarta: 1991
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, sebuah pengantar populer, Pustaka Sinar Harapan, (cet. XII), Jakarta: 1999

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com